Penghujung
Tahun 2020 ini Relawan Muhammadiyah dalam percakapan dan diskusi di grup WA
“MDMC Pacitan” mempunyai harapan dan mimpi yang hendak diwujudkan sebagai warga
masyarakat biasa juga sebagai Relawan Muhammadiyah di tahun 2021. Suatu harapan
dan mimpi yang tidak berlebihan biarpun menyangkut pihak
lain dan mimpi ini sifatnya normatif. Sesuatu hal yang wajar dan tidak berlebihan.
Tulisan
ini merangkum mimpi, harapan dan kegelisahan dari Relawan Muhammadiyah di tahun 2021,
setidaknya mencakup 2 hal yaitu : harapan akan kepemimpinan Bupati/Wakil
Pacitan yang baru hasil Pilkada 9 Desember 2020 yang lalu, dan harapan/mimpi
mengenai bagaimana mewujudkan sebuah kendaraan operasional serba guna dalam
masa tanggap darurat, hal ini terinspirasi ketika melaksanakan kegiatan TDRR
bencana tanah longsor di Desa Gembuk Kec. Kebonagung sejak tanggal 16 November 2020
sampai dengan tulisan ini dibuat. Setidaknya ada dua mimpi yang bisa dirangkum,
yaitu :
Mimpi
Pertama
Warga
masyarakat di
Kabupaten Pacitan tanggal 9 Desember 2020 yang lalu mengikuti proses Pemilihan
Bupati dan Wakil Bupati Pacitan tidak terkecuali Relawan Muhammadiyah, baik
sebagai petugas/panitia ataupun sebagai pemilih. Singkat cerita, sesuai dengan Keputusan
KPU Kab. Pacitan pasangan Indrata Nur Bayu Aji - Gagarin ditetapkan sebagai
Calon Bupati/Wakil Bupati Pacitan terpilih.
Di media
sosial masyarakat sudah mengharapkan adanya kinerja lebih baik dari
Bupati/Wakil Bupati yang baru, atau setidaknya dapat melaksanakan semua program
kerja, visi dan missinya juga janji-janji politiknya di masa pencalonan dan
kampanye. Dilantik saja belum nampaknya masyarakat tidak sabar ingin segera menikmati
kinerja Bupati/Wakil Bupati yang terpilih.
Harapan
kinerja pemerintah lebih baik dan dinamis ini juga diharapkan oleh segenap
Relawan Muhammadiyah Pacitan sebagaimana diskusi yang “gayeng“ dan konstruktif
di sebuah grup WA “MDMC Pacitan” tentu saja fokus adalah isu-isu strategis
pengelolaan dan manajemen pembangunan yang memperhitungkan masalah “kebencanaan”
dan lingkungan hidup yang sebaiknya disinkronkan dengan visi-missi dan program
kerja Bupati/Wakil Bupati terpilih, sebagai upaya bersama dalam rangka pengurangan
risiko bencana, baik bencana alam maupun bencana non-alam. Isu ini mengemuka
karena masalah-masalah pengurangan risiko bencana merupakan “pekerjaan mulia”,
pekerjaan dan kegiatan dari segenap Relawan Muhammadiyah.
Mas Aji (Indrata Nur Bayu Aji) Calon Bupati Pacitan terpilih menyapa
Relawan Muhammadiyah di Desa Gembuk Kec. Kebonagung
Beberapa
kutipan harapan dan mimpi yang di”gantungkan” kepada Bupati/Wakil Bupati
Pacitan yang baru, sebagaimana ditulis oleh @Catur pada hari Jum’at tanggal 12
Desember 2020 pukul 08:31 menuliskan “Titip-Mimpi” sebagai berikut :
1. Lebih peka terhadap pencegahan dan
penanggulangan bencana di Pacitan yang dibuktikan dengan penganggaran yang
cukup, respon yang cepat, program yang terukur dan terstruktur;
2. Mendorong agar Kabupaten Pacitan
memiliki data valid by name by adress relawan
kebencanaan beserta skill khusus yang dimiliki;
3. Silaturahim rutin (1-3 bulan sekali)
antar relawan kebencanaan bersama Bupati Pacitan dengan tajuk “JAPANAN – Jagong
Pacitan Aman Bencana)”
Mimpi
@Catur ini di-amin-i dan didukung oleh @Aris seorang Relawan Muhammadiyah asal
Pacitan yang pernah bertugas sebagai relawan di wilayah bencana di Indonesia
(Lombok, Jabodetabek, Palu dan Merapi). Pendapat @Catur ini juga didukung oleh
@Isa_Ansori, Ketua Lazismu (Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shadaqoh
Muhammadiyah) Pacitan.
Mimpi dan
harapan lain disampaikan oleh @Bambang _el-Pacitano yang menulis pada pukul
09:05 WIB, menulis sebagai berikut :
Titip :
Penekanan pak Bupati kepada semua Desa
untuk membentuk Tim Siaga Bencana mandiri dan setiap desa benar-benar
menganggarkan dana kebencanaan dari dana desa (selama ini desa menganggap dana
kebencanaan HANYA dipake pada waktu kena bencana).
Tulisan
@Bambang ini jikalau memang benar perlu menjadi perhatian kita bersama sebagai
anggota masyarakat, karena dalam siklus kebencanaan yang menjadi perhatian kita
tidak hanya “saat terjadi bencana sampai rehabilitasi dan rekonstruksi”, tetapi
kwadran siklus kebencanaan lain yakni “mitigasi” dalam hal ini arah dan
kebijakan pembangunan infrastruktur yang berpihak pada “pengurangan risiko
bencana” juga masalah-masalah menyiapkan piranti komunitas desa yang mengarah
pada kesiap-siagaan dan tangguh menghadapi bencana. Wallahu 'alam bis showab.
Mimpi kedua,
Kondisi
geografis Kabupaten Pacitan adalah daerah pegunungan, terkait ancaman
kebencanaan daerah Pacitan bisa saja terjadi gempa bumi, tsunami, tanah longsor
dan banjir. Bencana banjir dan tanah longsor (tahun 2017/2018 dan 2020)
memberikan pelajaran kepada Relawan Muhammadiyah untuk memiliki sebuah mobil SAR
(search and rescue) berjenis : penggerak empat roda (four wheel drive). Waktu bencana banjir/longsor di tahun 2018
pernah dipinjami oleh PWM Jatim namun kemudian ditarik kembali ke PWM Jatim
setelah diperbaiki dengan biaya puluhan juta rupiah.
Mobil SAR seperti ini yang di-mimpi-kan
Di saat
seru-serunya dan semangat respon bencana tanah longsor di Desa Gembuk Kec.
Kebonagung, beberapa relawan Muhammadiyah menyampaikan mimpinya, “kapan ya kita
memiliki kendaraan SAR ?” Tulisan di
grup WA ini, langsung direspon beberapa anggota grup dan juga direspon oleh
@Isa_Anshori selaku Ketua Lazismu dengan membuat postingan penggalangan dana
untuk pengadaan mobil SAR dan di-share di beberapa grup WA. Postingan tersebut
adalah :
Penggalangan Dana Pengadaan Mobil SAR
MDMC Pacitan
Assalamu’alaikum
wr wb.
Bapak/Ibu/Sdr.
yang kami hormati, kebutuhan mobil operasional kebencanaan sangat penting dan
mendesak, mengingat MDMC Pacitan, hampir tiap saat harus berjibaku mencegah dan
menangani bencana. Untuk itu Lazismu memulai penggalangan dana, selama satu
tahun ke depan.
Postingan
@Isa_Anshori ini telah mendapat respon dari berbagai kalangan tidak hanya dari
warga/simpatisan Muhammadiyah tapi juga dari warganet yang lain baik transfer
atau tunai melalui bendahara Lazismu, misalnya @Agus_Hidayat menyumbang Rp.
222.222,00, @Hamzah mendonasikan Rp. 333.333,00, dan lain-lain donatur, sampai
saat tulisan ini dibuat (19/12/2020) sudah terkumpul dana Rp. 11.525.555,00
sejak respon mimpi @Isa_Anshori ini muncul hari Kamis tanggal 10 Desember 2020 pukul
22:08 WIB.
Perlu
diketahui pula bahwa MDMC/Lazismu dalam operasional kegiatan sudah ada dua
minibus grandmax dan satu ambulan medis. Tapi itulah masih memimpikan memiliki mobil operasional
SAR yang tangguh di segala medan Pacitan yang berat dan ekstrim.
Akhirul
kalam,
Sangat
berat memang, mimpi-mimpi ini untuk diwujudkan namun dengan semangat dan
ketangguhan Relawan Muhammadiyah tidak diragukan lagi. Berbekal ikhlas untuk
kemanusiaan, aksi bersama untuk sesama, memberi untuk negeri, kepercayaan dan
amanah, insya Alloh dapat terwujud.
Mengutip
kata-kata bijak : Ingatlah impianmu dan
perjuangkanlah, untuk itu harus tahu apa yang kami inginkan dari kehidupan.
Hanya ada satu hal yang membuat impianmu menjadi mustahil : ketakutan akan
kegagalan.
Selamat berjuang dengan kesungguhan untuk mewujudkan mimpi-mimpi mengabdi dan memberi untuk negeri,
#WabahBelumBerakhir
#MuhammadiyahTangguhBencana
#BencanaUrusanBersama
#MemberiUntukNegeri
Foto mobil dari : https://www.suaramuhammadiyah.id/2019/01/03/ mdmc-kirim-bantuan-tanggap-darurat-banjir-labuan-dan-longsor-sukabumi/
Penulis : Agus Hadi Prabowo - Ketua MDMC Pacitan