Bagi saya hal ini merupakan pengalaman baru yang cukup
menggembirakan, momen silaturahim dengan konco-konco pegiat destana dan
kemanusiaan bisa berkumpul, melihat langsung semangat MDMC dan
Muhammadiyah di daerah dalam upaya pengurangan resiko bencana tsunami.
Perjalanan ini bermula dari ujung timur dan berkahir ujung barat Pulau Jawa.
Pada segmen Jawa Timur, adapun kota/kabupaten yg berpartisipasi antara lain di Kab. Banyuwangi, Kab. Jember, Kab. Lumajang, Kab. Malang, Kab. Blitar, Kab. Tulungagung, Kab. Trenggalek dan berakhir di Kab. Pacitan.
Perjalanan ini bermula dari ujung timur dan berkahir ujung barat Pulau Jawa.
Pada segmen Jawa Timur, adapun kota/kabupaten yg berpartisipasi antara lain di Kab. Banyuwangi, Kab. Jember, Kab. Lumajang, Kab. Malang, Kab. Blitar, Kab. Tulungagung, Kab. Trenggalek dan berakhir di Kab. Pacitan.
Dalam kegiatan ini, Muhammadiyah melalui MDMC turut menyemarakkan dan
mengisi rangkaian acara di tiap titik, antara lain dengan memberikan
sosialisasi tentang konsep desa tangguh bencana (destana) tsunami,
pengenalan konsep mitigasi bencana di AUM pendidikan dan bakti sosial.
Selama perjalanan, saya pribadi akhirnya bertanya apakah kegiatan
pengurangan resiko bencana ini sebagai upaya Amar Ma'ruf Nahi Munkar dan
sebagai melaksanakan kewajiban sesama umat manusia untuk saling
mengingatkan kebaikan? Betapa tidak, kita bersama2 bisa membelajari alam
sebagai ayat Allah yg dititipkan pada tumbuhan, hewan dan lingkungan
kita. Disamping itu, kita pun bersama masyarakat mengenal upaya
pengurangan dampak buruk kejadian2 alam seperti tsunami dan gempa bumi
dengan berikhtiar meningkatkan kemampuan penyelamatan jiwa dan penguatan
infrastruktur yang ada.
Saya pun cukup bergembira, jargon
Muhammadiyah pada milad 2018 yg bervisi Khairon Ummah; menjadikan umat
manusia utama diatas bumi dalam penyampaian ayat2 Allah dan sebagai
Khalifah di bumi yg menyebarkan pesan Rahmat untuk sekalian alam semesta
bisa terejawantahkan dalam kegiatan ini. Memelihara alam, meningkatkan
kemampuan diri dalam mengenal alam (gunung, laut, lempeng bumi, angin
dan air) adalah usaha termudah yang sudah disematkan oleh yang kuasa
pada diri kita.
Salah satu ciri manusia utama bagi Muhammadiyah
adalah kecemerlangan membangun dimensi muammalah (Haedar Nashir). Dimana
kegiatan ekspedisi ini adalah sarana membangun dimensi sosial antar
umat dan bergembira atas upaya2 pengurangan resiko bencana di daerahnya.
Bencana bukanlah sebuah azab, melainkan cara Allah memberikan
kasih sayang dan sarana pembelajaran bagi kaum Ulil albab. Oleh karena
itu mari kita bergembira dalam perjalan pengurangan resiko bencana di
bumi Pertiwi ini.
(Sebuah catatan singkat , Kepanjen 17Juli19)
(Sebuah catatan singkat , Kepanjen 17Juli19)
Ditulis oleh :
0 komentar:
Posting Komentar